/

PENGARUH PENAMBAHAN POLLARD FERMENTASI DALAM PELLET TERHADAP SERAT KASAR DAN KUALITAS FISIK PELLET

THE EFFECT OF FERMENTED-POLLARD ADDITION TO PELLET ON THE CRUDE FIBER AND THE PHYSICAL QUALITY OF PELLET

  • Ilmiawan T Universitas Diponegoro
  • B. Sulistiyanto Universitas Diponegoro
  • C. S. Utama Universitas Diponegoro
Keywords: pollard fermentasi, serat kasar, kekerasan, durabilitas

Abstract

Penelitian untuk mengkaji manfaat dari penambahan pollard fermentasi dalam menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kualitas fisik pellet telah dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat pengaruh penambahan pollard fermentasi terhadap kualitas fisik pellet, sehingga dapat memberikan kepastian mengenai penggunaan pollard fermentasi yang optimal dalam pellet ditinjau dari segi serat kasar, kekerasan pellet dan durabilitas pellet. Materi penelitian meliputi pollard yang telah difermentasi, jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, bungkil kelapa dan mineral mix. Tahapan penelitian dimulai dari pembuatan cairan limbah sayuran fermentasi, fermentasi pollard dan pembuatan pellet serta pengujian pellet. Pencetakan pellet menggunakan metode dingin (tanpa conditioning). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu T0=0%; T1=10%; T2=20%; T3=30% dan ulangan 4 kali. Parameter yang diamati adalah serat kasar, kekerasan dan durabilitas pellet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pollard fermentasi berpengaruh nyata terhadap peningkatan nilai kekerasan dan durabilitas pellet. Pellet dengan penambahan pollard fermentasi taraf 30% mempunyai serat kasar dan kualitas fisik yang paling baik. Simpulan penelitian adalah penambahan pollard fermentasi dalam pellet hingga taraf 30% dapat mempengaruhi kualitas fisik pellet.

Published
2015-12-01
How to Cite
T, I., Sulistiyanto, B., & Utama, C. S. (2015). PENGARUH PENAMBAHAN POLLARD FERMENTASI DALAM PELLET TERHADAP SERAT KASAR DAN KUALITAS FISIK PELLET. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 13(2), 143-152. https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.v13i2.393