/

ANALISIS PENGEMBANGAN KLASTER HORTIKULTURA DI KABUPATEN NGAWI

  • Nurul Istiqomah Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Nunung Sri Mulyani Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Izza Mafruhah Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • Dewi Ismoyowati Universitas Sebelas Maret Surakarta
Keywords: Analysis Hierarchy Process (AHP), Hortikultura, Kluster, Komoditas.

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi untuk bersaing pada pasar pertanian di pasar internasional, sejalan dengan adanya Pasar Bebas ASEAN/ ASEAN Free Trade Area (AFTA). Kabupaten Ngawi termasuk daerah yang subur dan merupakan salah satu daerah penyangga sektor pertanian di Jawa Timur. Komoditas hortikultura merupakan salah satu sumber utama pada di sektor pertanian, karena mempunyai potensi yang tinggi dan bisa menyumbang pada perekonomian suatu daerah. Komoditas hortikultura yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan salah sumber pangan penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dari masyarakat. Pertanian dengan fokus pada tanaman hortikultura di Kabupaten Ngawi  dikembangkan dengan sistem cluster berdasarkan tingkat kemajuan, luas panenan serta dengan mempertimbangkan agroklimat untuk memetakan komoditas hortikultura unggulan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah memetakan kondisi pertanian hortikultura serta menganalisis permasalahan pada kluster tanaman hortikultura di Kabupaten Ngawi. Metode penelitian adalah mixed method yaitu penggabungan antara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan analisis Location Quotient, Geographic Information System (GIS), dan Analysis Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian ini adalah Potensi pengembangan kluster hortikultura di Kabupaten Ngawi diperlukan upaya penataan dan pengembangan lokasi komoditas basis sesuai dengan kondisi agroekosistem. Pengembangan komoditas yang ada ada pada titik-titik basis tersebut akan menjadikan komoditas tersebut menjadi unggulan dan penunjang terciptanya sentra kluster holtikultura serta pengembangan agribisnis yang ada di suatu daerah. Pengembangan komoditas basis hortikultura untuk sayuran semusim dan buah-buahan bisa disesuaikan dengan hasil LQ untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten Ngawi. Hasil  Indepth interview yang diolah dengan menggunakan AHP memperoleh hasil bahwa ternyata terdapat tiga faktor utama dalam pengembangan kluster yaitu produksi yang terdiri atas empat faktor turunan yaitu riset dan pengembangan, bibit unggul, pupuk dan obat anti hama kemudian pemasaran dengan faktor turunannya yaitu standarisasi produk, packaging, pasar tradisional dan pasar modern. Kemudian faktor yang ketiga kelembagaan yang terdiri atas pelatihan, pengembangan jejaring, dukungan pemerintah dan pendampingan.

Author Biographies

Nurul Istiqomah , Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Ekonomi

Nunung Sri Mulyani, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Ekonomi,

Izza Mafruhah , Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Ekonomi

Dewi Ismoyowati, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Ekonomi

References

Aronoff S. 1993. Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa: WDLPublications. 294 hlm.

Badan Pusat Statistik. 2018. Ngawi dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Ngawi.

_________________. 2016. Indikator Pertanian 2015-2016.

_________________.2012. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim.

Bachrein S. 2003. Penetapan Komoditas Unggulan Propinsi. Working Paper. Bogor: BalaiPengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. hlm 1 -17.

Hendayana, R. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian volume 12.

Hohnholz, Jurgen H. 1988. Politik dan Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Iyan, Ritani. 2014. Analisis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Wilayah Sumatera. Sosial Ekonomi Pembangunan. 4911) : 215-235.

Johnson, R. A. and Wichern, D. W., Applied Multivariate Statistical Analysis, Sixth Edition, Pearson Education Inc, USA, 2007

Nugroho, Iwan dan Rokhmin Danuri. 2012. Pengembangan Wilayah : Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/ 2009 Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/8/ 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.

Prahasta, Eddy. 2005. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung.

Soekartawi. 1996. Pembangunan Pertanian. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Supartha I W., M. Adnyana, I W. Suarna, I N. Dibia, M. Trigunasih dan A.A.I. Kesumadewi. 2013. Pemetaan Potensi Wilayah danPengembangan Komoditas Pertanian di Kabupaten Gianyar. Udayana University Press. Pp. 184. ISBN: 978-602-7776-86-9
Published
2018-06-30
How to Cite
Istiqomah , N., Mulyani, N. S., Mafruhah , I., & Ismoyowati, D. (2018). ANALISIS PENGEMBANGAN KLASTER HORTIKULTURA DI KABUPATEN NGAWI. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 16(1), 103-118. Retrieved from https://ejournal.pentest.jatengprov.go.id/index.php/jurnaljateng/article/view/766