/

ANALISIS MODEL KETAHANAN PANGAN JAWA TENGAH 2045: PENCAPAIAN VISI JAWA TENGAH SEBAGAI LUMBUNG PANGAN NASIONAL

  • Bistok Hasiholan Simanjuntak Universitas Kristen Satyawacana
  • Tinjung Mary Prihtanti Universitas Kristen Satyawacana
  • Edi Wahyono Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Eny Hari Widowati Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Arif Sofianto Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Herlina Kurniawati Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Wiwin Widiastuti Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Sri Hestiningsih Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Tri Susilowati Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Setyo Aji Wijayanto Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah
  • Ary Arvianto Universitas Diponegoro

Abstrak

Ketahanan pangan menghadapi tantangan dari berbagai dinamika pembangunan, baik pada aspek ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan. Jawa Tengah, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, juga menghadapi tantangan serius terkait ketahanan pangan, antara lain penurunan luas lahan sawah dan jumlah petani, ancaman iklim, dan keterbatasan berbagai aspek sarana/prasarana pertanian. Artikel ini mengacu penelitian BRIDA Provinsi Jawa Tengah tentang pemantapan ketahanan pangan pada 2025-2045 di Jawa Tengah pada aspek komoditas pangan beras secara kuantitas untuk pemenuhan konsumsi pada 2045 dan faktor yang mempengaruhi. Penelitian tersebut dilakukan pada 2023 dengan sampel lokasi Kabupaten Sukoharjo yang memiliki nilai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tertinggi di Jawa Tengah, dan Kabupaten Banjarnegara yang memiliki nilai IKP rendah. Teknik analisis penelitian menggunakan simulasi model dinamis ketahanan pangan, dengan memasukkan faktor produksi, persediaan dan faktor konsumsi pangan (beras). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah produksi beras di Jawa Tengah dipengaruhi secara langsung oleh produksi padi, rendemen, dan pertumbuhan populasi penduduk, serta secara tidak langsung mendapatkan pengaruh dari luasan lahan dan faktor-faktor pendukung produktivitas. Luasan lahan pertanian mengalami penurunan disebabkan alih fungsi lahan. Persediaan beras Jawa Tengah memadai hingga 2045 namun ada indikasi menurun. Aspek konsumsi mengalami peningkatan karena bertambahnya jumlah penduduk. Untuk mendukung ketahanan pangan Provinsi Jawa Tengah, perlu ditempuh implementasi teknologi sejak hulu hingga hilir, yakni pertanian presisi, pemanfaatan varietas unggul, mekanisasi pertanian, pemanfaatan sistem pemasaran online, pemanfaatan teknologi panen dan pasca panen, serta sistem informasi logistik terpadu. Dukungan kebijakan juga dibutuhkan untuk mengakselerasi implementasi teknologi lebih cepat dan efisien, antara lain dukungan pembangunan sarana/prasarana pertanian, penyuluhan, mempermudah persyaratan kredit, dan kebijakan harga pangan.

Diterbitkan
2024-12-13
Bagian
Policy Paper