Analysis of Willingness, Income Comparison and Factors that Influence Farmers Using Combine Harvesters and Conventional in Sudipayung Village, Ngampel District, Kendal Regency
Abstract
Combine harvester machine is a harvesting machine that can thresh, separate, clean and sort grain at once with low yield loss. The government supports agricultural activities, which is by distributing combine harvester machines through the village government. This study aims to determine the willingness of farmers to adopt a combine harvester machine, differences in the income of conventional farmers and users of a combine harvester machine, and to determined the factors that influence the willingness of farmers to adopt a combine harvester machine. The research method is a survey with descriptive statistics, binary logistic regression and the Marn-Whitney Test. The willingness of farmers to adopt a combine harvester was analyzed descriptively. Differences in income between farmers were analyzed using the Mann-Whitney test. Factors that influence farmers' willingness to adopt were analyzed using binary logistic regression. The results showed that the willingness of farmers to adopt a combine harvester machine was in the moderate category, meaning that there were farmers' hesitation to use the machine repeatedly. There are significant difference income between conventional farmers and users of combine harvester machines. The income of conventional farmers during one growing season is Rp.7,293.516,-/ha and farmers using combine harvester machines are Rp.9,865,203,-/ha. Differences in income are significantly influenced by differences in production costs incurred by farmers during one growing season. Factors that influence farmers' willingness to adopt combine harvester machines include farming experience, farmer's recent education and farmer's level of participation. Farmers' age, land area, and land ownership have no effect on farmers' willingness to adopt combine harvester machines.
References
Amala, T. A., D. Chalil dan L. Sihombing. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat adopsi petani terhadap sistem pertanian organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Journal Agriculture and Agribusiness Socioeconomics. 2 (11): 1-12.
Anggreni, E. 2020. Analisis tingkat adopsi petani terhadap teknologi panen padi sawah dan hubungannya dengan faktor sosial ekonomi (kasus : Desa Sunggal Kanan, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang). (Skripsi). Medan. Universitas Sumatera Utara.
Anhar, R., E. Hayati dan Efendi. 2016. Pengaruh dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan dan produksi plasma nutfah padi lokal asal Aceh. Jurnal Kawista. 1 (1) : 30-36.
Apriani, M., D. Rachmina dan A. Rifin. 2018. Pengaruh tingkat penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) terhadap efisiensi teknis usahatani padi. J. Agribisnis Indonesia. 6 (2) : 119-132.
Asriani, W., T. I. Noor dan A. Y. Isyanto. 2020. Analisis perbedaan pendapatan pada usahatani padi sawah dan padi rawa (Suatu Kasus di Desa Sukanegara Kecamatan Labok Kabupaten Ciamis). Jurnal Agroinfo Galuh. 7 (1) : 160-165.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2016. Penggunaan Mesin Indo Combine Harvester. Banten: Kementrian Pertanian.
BPS. 2020. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi menurut Provinsi 2018-2020. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
BPS. 2017. Nilai Produksi dan biaya produksi per musim tanam per hektar budidaya tanaman padi sawah, padi lading, jagung dan kedelai. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
Burhansyah, R. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi pertanian pada gapoktan PUAP dan non PUAP di Kalimantan Barat (Studi kasus : Kabupaten Pontianak dan Landak). Jurnal Informatika Pertanian. 23 (1) : 65-74.
Handayani, P. R. dan R. Norhaq. 2016. Analisis pendapatan usahatani padi (Oryza sativa L.) dengan metode SRI (System of rice intentification) di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. J. Magrobis. 16 (2) : 48-60.
Harefa, C. D. 2019. Tingkat adopsi teknologi petani terhadap program peningkatan produktivitas padi sawah (Kasus : Desa Lubuk Bayas Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai). (Skripsi). Medan. Universitas Sumatera Utara.
Hidayat, R. 2019. Respon petani padi terhadap penggunaan combine harvester di Desa Bontomacinna Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. (Skripsi). Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ishaq, M., A. T. Rumiati dan E. O. Permatasari. 2017. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Provinsi Jawa Timur menggunakan regresi semiparametrik spline. J. Sains dan seni. 6 (1) : 101-107.
Iswari, K. 2012. Kesiapan teknologi panen dan pascapanen padi dalam menekan kehilangan hasil dan meningkatkan mutu beras. Jurnal Litbang Pertanian. 31 (2) : 58-67.
Maksudi, I., Indra dan T. Fauzi. 2018. Efektivitas penggunaan mesin panen (combine harvester) pada pemanenan padi di Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 3 (1) : 140-146.
Moekasan, T. K. dan L. Prabaningrum. 2011. Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Bandung Barat : Yayasan Bina Tani Sejahtera.
Novianti, A. S., R. Z. Syahni dan R. Khairati. 2019. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan peani dalam menggunakan benih padi bersertifikat di Nagari Sumani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Journal Socio Economic on Tropical Agriculture. 1 (2) : 39-47.
Putri, C. A., O. Anwarudin dan D. Sulistyowati. 2019. Partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan dan asopsi pemupukan padi sawah di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut. J. Agribisnis Terpadu. 12 (1) : 103-119
Rahmi, H. dan Fadli. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani terhadap penggunaan benih padi di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Jurnal AGRIFO. 2 (2) : 1-9.
Romansyah, E., N. Wahyuddin dan Nazaruddin. 2018. Uji performansi mesin pemanen dan perontok type mobil combine harvester terhadap kehilangan hasil padi. Jurnal Agrotek Ummat. 15 (1) : 55-59.
Silamat, E., Yuwana dan M. Z. Yuliarso. 2014. Analisis produktivitas usahatani padi sawah dengan menggunakan traktor tangan dan cara konvensional di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Agrisep. 14 (2) : 197-216.
Sudrajat. 2020. Kelayakan Usahatani padi dan pengaruhnya terhadap pendapatan petani di Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan. Jurnal Majalah Geografi Indonesia. 34 (1) : 53-62.
Suganda, M. R., Kordiyana R. Rangga dan I. Listiana. 2020. Persepsi petani terhadap pemanfaatan bantuan combine harvester di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Jurnal Agribisnis Terpadu. 13 (1) : 154-166.
Susmawati. 2018. Analisis usaha tani padi (Oryza sativa L) dengan sistem jajar legowo 2:1 di Kelurahan Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal ZIRAA’AH. 43 (1) : 59-64.
Welang, F. R., J. N. K. Dumais dan M. M. Sendow. 2016. Analisis pendapatan usahatani padi sawah berdasarkan musim panen di Kelurahan Taratara Satu Kecamatan Tomohon Barat Kota Tomohon. Jurnal Agri-Sosio Ekonomi. 12 (2) : 107-124.
Wulandari, Y. W. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi petani dalam penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 (Studi kasus: Desa Lubuk Rotan dan Melati II Kec. Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagi). (Tesis). Medan. Universitas Sumatera Utara.
Zulkarnain, Zakiah dan M. Putra. 2022. Presepsi Petani Terhadap Penerapan Rice Transplanter di Kecamatan Indrapuri dan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Paradigma Agribisnis. 4 (2) : 119-132.



