PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI POLLARD TEROLAH TERHADAP PERTUMBUHAN ORGAN PENCERNAAN AYAM BROILER UMUR 7 MINGGU
Abstract
Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh penggunaan pollard terolah dalam ransum terhadap pertumbuhan organ proventrikulus, ventrikulus, duodenum, jejenum dan ileum pada ayam broiler umur 7 minggu. Materi penelitian menggunakan 200 ekor ayam broiler umur 7 minggu dengan bobot rata-rata 859 ± 59 g dengan tiap unit percobaan terdiri dari 8 – 9 ekor. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu (T0= Pakan Pabrik, T1= Ransum dengan pollard tanpa diolah, T2= Ransum dengan pollard diolah secara fisik , T3 = Ransum dengan pollard terolah fisik dan biologi 40%, dan T4= Ransum dengan pollard terolah fisik dan biologi 60%) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pollard terolah secara fisik dan biologis belum mampu meningkatkan semua bobot relatif organ pencernaan ayam broiler umur 7 minggu. Pada organ proventrikulus pakan perlakuan mampu meningkatkan bobot relatif organ pencernaan ayam broiler, namun bobot relatif proventrikulus yang dihasilkan masih tergolong normal. Pengukuran bobot organ ayam broiler perlu dilakukan per minggu untuk mengetahui laju peningkatan bobot relatif organ pencernaan yang optimal, sehingga diperoleh data maksimal pertumbuhan organ ayam broiler secara tepat.
References
Noferdiman. 2012. Penggunaan Azolla microphylla fermentasi sebagai pengganti bungkil kedelai dalam ransum terhadap bobot organ pencernaan aya broiler. J. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 1(14): 49-56.
Nurdianto, M., C.S. Utama dan S. Mukodiningsih. 2015. Total jamur, jenis kapang dan khamir pellet ayam kampung super dengan penambahan berbagai level pollard berprobiotik. Agripet. 1(15): 79-84.
Pantaya, D., Nahrowi dan L.A. Sofyan. 2005. Penambahan enzim cairan rumen pada pakan berbasis wheat pollarddengan proses pengolahan steam pelleting pada performans broiler. Media Kedokteran Hewan. 21 (1): 35-38.
Raharjo dan Adisasmita.2000. Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori.Yogyakarta.:Graha Ilmu
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukminasih, dan Harjosworo. 2000. Peningkatan Produksi Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sulistiyanto, B., S. Kismiati dan C.S. Utama. 2017. Perubahan kadar rafinosa, glukosa, manosa, arabinosa dan sukrosa wheat pollard akibat lama steam dan penambahan air yang berbeda. J. Litbang Prov. Jawa Tengah. 15 (2): 162-169.
Ukim C.I., Ojewola, G.S. and Obun, C.O., Ndelekwute, E.N. 2012. Performance and carcass and organ weights of broiler chicks fed graded levels of acha grains (Digitaria exills). Journal of Agriculture and Veterinary Science. 1 (2): 28-33.
Utama, C.S., B. Sulistiyanto dan B.E. Setiani. 2013. Profil mikrobiologis pollard yang difermentasi dengan ekstrak limbah pasar sayur pada lama peram yang berbeda. J. Agripet. 13 (2): 26-30.
Utama, C.S., B. Sulistiyanto, and S. Kismiati. 2017. The effects of water addition and steaming duration on starch composition of wheat pollard. Reaktor. 17(4): 220-224.
Utama, C.S., Zuprizal, C. Hanim dan Wihandoyo, 2018a. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat selulolitik yang berasal dari jus kubis terfermentasi. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 7(1):1-6.
Utama, C.S., Zuprizal, C. Hanim dan Wihandoyo, 2018b. Probiotic testing of Lactobacillus brevis and Lactobacillus plantarum from fermented cabbage waste juice. Pak. J. Nutr. 17(7):323-328.
Wardani, W., N. Ramli dan W. Hermana. 2004. Ketersediaan energi ransum yang mengandung wheat pollard hasil olahan enzim cairan rumen yang diproses secara steam pelleting pada ayam broiler. Media Peternakan 27 (3): 123-128.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisisus, Yogyakarta



